Belajar Bisnis Pemula: Manfaatkan Modal Kecil Untuk Sesama

WIRALINK – Saya sudah menuliskan Belajar Peluang Bisnis Untuk Pemula, silahkan dibaca sambungannya …

Ketika anda sebagai seorang pemula yang terbiasa menjadi karyawan ingin mengadu keberuntungan di dunia bisnis, maka pertanyaan penting yang harus dijawab adalah :

Siapkah anda untuk menerima kegagalan ketika bisnis yang dirancang dengan amat sangat matang sekali ternyata hasilnya jauh melenceng dari target? Siapkah anda untuk gagal dan kehilangan semua modal serta asset yang anda miliki?

Ketika pertanyaan tersebut dijawab dengan ragu-ragu maka artinya bahwa anda masih ingin coba-coba dan belum matang menentukan pilihan terjun bebas ke dunia bisnis sebagai Wirausaha Mandiri.

Mungkin anda akan bertanya: Lalu, apa yang harus saya lakukan?

Saya sudah menuliskan begini dalam akun facebook :

Terlalu banyak IDE kalau cuma berhenti menjadi ANGAN-ANGAN TANPA BERANI MENCOBA MEWUJUDKANNYA ya sama juga BOHONG karena duit dalam mimpi tidak bisa untuk belanja ke pasar!!!

Ambil 1 ide paling sederhana dan paling murah biayanya sehingga kalau target tidak sesuai kenyataan maka kita tidak akan mengalami kerugian besar secara material nominal uang malah kita bisa mendapat UNTUNG yaitu PENGALAMAN DAN PELAJARAN BISNIS BARU dengan ongkos murah meriah.

Artinya, jika anda mempunyai uang sebesar AAA rupiah dan dihabiskan untuk membeli ijin waralaba BBB maka anda harus bersiap diri ketika perhitungan dan proyeksi bisnis ternyata melenceng jauh saat diterapkan dalam kehidupan nyata. Saya mendapatkan sebuah kata bijak dari ‘sesepuh’ yaitu :

Sebuah teori bisnis yang sama jika diterapkan dalam situasi dan kondisi berbeda oleh orang yang berbeda pula maka bisa saja menghasilkan hasil yang berbeda. Teori bisnis terkadang jauh melenceng hasilnya ketika dipraktekkan di lapangan karena banyak faktor yang terkait dan saling mempengaruhi hasilnya.

Nah, penjabarannya begini … waralaba dari bisnis retail BBB mungkin akan menemukan sukses besar saat berada di Kota Jakarta tetapi bisa saja produk tersebut akan memberikan hasil yang jauh berbeda ketika dibawa ke Surabaya karena ada perbedaan kebiasaan, karakter, sifat, dan lain-lain dari pembeli (konsumen) yang unik. Kata pepatah, ‘Lain ladang lain belalang’. Begitulah yang kadang terjadi dalam dunia bisnis di kehidupan nyata karena bisnis selalu bergerak dan cenderung tidak stabil yang mungkin saja disebabkan oleh pesaing/ kompetitor yang menawarkan produk sejenis.

Sabagai pebisnis pemula, jika berkenan, saya menawarkan sistem bisnis dengan modal kecil yang (Insya Allah) bisa memberikan banyak manfaat untuk sesama. Memang, bisnis ini masih bermain dalam bidang retail tetapi nilai kapitalnya yang amat sangat jauh sekali perbandingannya.

Mengutip dari update status Facebook seorang teman, begini :

Kita ini bukan bekerja untuk hidup, tetapi bekerja untuk memberi.

Kita bekerja keras supaya kita dapat memberi lebih banyak kepada orang yang memerlukan, bukan demi diri sendiri.

Cukupkan dirimu dengan apa yang ada padamu; tapi tidak pernah ada kata cukup untuk memberi berkah pada orang lain dengan pemberian kita. [Azis Sofyan Al-kandery]

Jujur saja, jika diberikan kesempatan, saya ingin mengelola sebuah bisnis retail bermodal kecil misalnya adalah Jualan makanan dan minuman dengan sistem gerobak  yang (menurut saya) hanya bermodal maksimal di angka Rp. 5.000.000,-/ unit sudah termasuk gerobak sebagai tempat dagangan, bahan produksi, sewa tempat dan lain-lain.

Gerobak Makanan

Gerobak Makanan

Saya ingin langsung membuka dalam 3 bulan pertama 5 unit gerobak dan akan terus ditingkatkan sampai mencapai angka 20 gerobak dalam jangka waktu 1 tahun. Tentu saja dengan perhitungan 20 unit x Rp. 5.000.000,-/ unit akan terasa ringan jika dibandingkan dengan modal AAA rupiah untuk bergabung dalam waralaba dari bisnis retail BBB.

Apa jenis makanan dan minuman yang akan dijual? Lakukan survey di lingkungan sekitar dan sesuaikan dengan SDM yang kita miliki.

Kenapa saya harus langsung membuka 5 unit gerobak di 3 bulan pertama?

Karena saya tidak punya pengalaman saat memilih lokasi yang tepat untuk berjualan. Ketika ada beberapa gerobak yang menawarkan produk saya ke konsumen maka bisa saja terjadi subsidi silang. Ada gerobak yang laris manis tetapi ada juga yang sepi omset. Saya tidak akan berpikir omset per unit tetapi mencoba berpikir global, berapa uang yang bisa saya hasilkan dari semua gerobak yang saya miliki? Setelah dikurangi biaya ini dan itu, berapa laba bersih yang bisa saya hasilkan?

Ketika ada sebuah outlet yang sepi maka saya akan evaluasi, dimana letak kesalahannya? Jika memungkinkan akan saya perbaiki tetapi jika ternyata perbaikan tersebut memakan biaya maka saya akan segera pindah lokasi atau ganti personilnya.

Sekilas memang sistem bisnis seperti ini akan terlihat menguntungkan tetapi sebenarnya ada kendala yang harus dihadapi yaitu :

  • Sistem Produksi Massal
  • Sistem Distribusi dari pusat ke agen penjualan
  • Sistem Perekrutan Karyawan
  • Sistem Pengawasan Administrasi Keuangan
  • Dan lain-lain

Marilah kita menganggap bahwa sebuah UKM dan unit usaha rumahan juga sebuah Perusahaan yang tentu saja memerlukan sistem manajemen agar naik turunnya omset bisa tercatat.

BEKERJA UNTUK MEMBERI

Saya berharap bahwa apa yang saya kerjakan bisa memberi ‘sesuatu’ pada sesama di lingkungan sekitar dimana saya tinggal. Ketika saya mempunyai beberapa unit bisnis maka (Insya Allah) saya bisa membantu teman, tetangga atau saudara yang menganggur.  Saya tentu saja berharap mereka akan bekerja giat mengurusi ‘lapak’ nya agar omset terus meningkat sehingga mereka mendapat hasil yang dihitung bisa dengan sistem komisi atau gaji tetap dengan tambahan bonus ketika mencapai target.

Bekerja dan berdoa, itu pesan dari orang tua.

Ketika (misalkan) saya mempunyai 20 unit bisnis maka ada 20 orang yang akan bekerja keras dan berdoa mohon petunjukNya agar dibukakan pintu rejeki. Jika saya hanya mempunyai 1 bisnis maka bisa saja hanya saya dan isteri yang akan berdoa dan bisa juga doa kami tidak dikabulkan karena berbagai sebab. Tetapi ketika ada 20 orang yang bekerja belum lagi ditambah saya dan istri serta keluarga para pengelola unit usaha yang berdoa dengan maksud dan tujuan yang sama maka (Insya Allah) ada 1 atau 2 doa kami yang sampai dan terkabul. Doa massal rasanya masih lebih bagus dibandingkan doa pribadi begitupun saat terjun ke dunia bisnis.

Tanya :  Ahh, ribet banget kalau harus ngurusi banyak orang. Ada peluang bisnis yang lain ga?
Jawab : Ada. Mau tau?

[Bersambung]

2 Responses

  1. […] Belajar Bisnis Pemula: Manfaatkan Modal Kecil Untuk Sesama […]

  2. […] Belajar Bisnis Pemula: Manfaatkan Modal Kecil Untuk Sesama […]

Leave a comment